Satelit Telkom-2
Satelit Telkom-2 adalah satelit milik Telkom yang sukses diluncurkan ke angkasa untuk menggantikan satelit Palapa B4. Satelit ini dibawa ke angkasa dengan menggunakan roket Ariane 5 dari Kourou di Guyana Perancis pada tanggal 16 November 2005 pukul 06:46 WIB. Beberapa tahapan penting harus dilalui untuk memastikan bahwa satelit Telkom-2 memang layak untuk diterima dan dioperasikan oleh TELKOM. Dimulai dari proses Geosynchronous Transfer Orbit (GTO) yang berlangsung kurang dari 10 hari dimana diantaranya secara parallel juga dilakukan proses In Orbit Testing (IOT) untuk subsystem BUS satelit Telkom-2.
Saat-saat menegangkan seperti Liquid Apogee Engine (LAE)
burn, Deploymnet North and South Array, Deployment East dan West Reflector
serta Breaking Burn yang mengantarkan satelit Telkom-2 ke orbit 118 bujur timur
berhasil dilalui dengan sukses.
Setelah satelit Telkom-2 berada pada orbit normalnya maka
proses berikutnya yaitu IOT Payload. Testing yang terdiri dari Antenna Cuts
test, Diurnal Antenna Cut Test, Gain Step of LCTWTA test, dan Telemetry akhirnya
berhasil dengan hasil sesuai spesifikasi yang kita harapkan dan memastikan
bahwa satelit Telkom-2 pasca peluncuran dalam kondisi normal.
Operator
Pada saat ini pengendalian satelit Telkom-2 masih dilakukan oleh Mission Control Center (MCC) milik Orbital di Dulles, Virginia, Amerika Serikat. Adapun monitoring status kesehatan satelit dilaksanakan secara bersama-sama dengan Stasiun Pengendali Utama Satelit di Cibinong.
Telkom-2 memiliki umur operasi selama 15 tahun dan bernilai
sekitar 170 juta dolar AS. Sekitar 70 persen kapasitas transponder Telkom-2
akan disewakan kepada pihak luar. Dari 30 persen kapasitas yang akan digunakan sendiri oleh
Telkom, satelit buatan Orbital Sciences Corporation ini diharapkan akan
mendukung sistem komunikasi transmisi backbone yang meliputi layanan
telekomunikasi sambungan langsung jarak jauh (SLJJ), sambungan langsung
internasional (SLI), internet, dan jaringan komunikasi untuk kepentingan
militer.
Satelit ini akan beredar di orbit 118° BT dengan kapasitas
24 transponder C-band dan berbobot 1.975 kg. Daya jangkaunya mencapai seluruh ASEAN,
India dan Guam.
Data mengenai posisi dan kecepatan aktual dapat dilihat di http://www.n2yo.com/?s=28902
Roket Ariane 5 ECA
Data Utama
|
Ariane 5 ECA
|
Tinggi
|
Mencapai 53 meter
|
Diameter
|
Mencapai 5.4 meter
|
Massa lepas landas*
|
780 Ton
|
Massa muatan **
|
10 Ton
|
* Dua peluncur (Double Launch)
** Sampai ke orbit transfer geostasioner (GTO)
** Sampai ke orbit transfer geostasioner (GTO)
Peluncuran Satelit Telkom-2 adalah peluncuran ke-24 dari roket
Ariane 5 dengan nomer seri 5ECA (V-167)
Roket Ariane 5ECA sukses diluncurkan dari Kourou, Guyana
Perancis pada tanggal 16 November 2005 pada pukul 23:46 waktu setempat dengan membawa satelit Spaceway F2 dan Telkom-2 ke orbit
geostasioner.
Ariane 5 adalah sebuah sistem peluncuran sekali pakai
(expendable launch system) yang dirancang untuk mengantarkan satelit ke orbit
transfer geostationer dan untuk mengirim muatan ke orbit bumi rendah.
Ariane 5 diproduksi di bawah otoritas European Space Agency
(ESA) dengan EADS SPACE Transportation sebagai kontraktor utama, memimpin
sebuah konsorsium sub-kontraktor. Roket ini dioperasikan dan dipasarkan oleh
Arianespace sebagai bagian dari program Ariane. EADS SPACE Transportation
membangun roket-roket di Eropa dan Arianespace meluncurkan mereka dari sebuah
pelabuhan angkasa di Kourou di Guyana Prancis.
Ariane 5 menggantikan Ariane 4, tetapi bukan merupakan turunannya
secara langsung. Pengembangannya menghabiskan waktu 10 tahun dan biaya €7
miliar. ESA awalnya merancang Ariane 5 untuk meluncurkan shuttle mini berawak
Hermes. Setelah ESA membatalkan Hermes, roket ini menjadi sebuah peluncur
komersial.
Dua satelit dapat dimasukkan dengan menggunakan sebuah Sylda
carrier. Tiga satelit utama juga dapat dimuat tergantung ukuran. Dapat membawa
hingga delapan muatan sekunder, biasanya paket eksperimen kecil atau
mini-satelit, dapat dibawa dengan sebuah platform ASAP (Ariane Structure for
Auxiliary Payloads).
Rangkaian Peluncuran
|
Waktu
|
Kejadian Peluncuran
|
Ketinggian (km)
|
H0
|
0 :
00 : 00
|
Pembakaran 2 mesin (EAP)
|
0
|
H0 + 7 s
|
0 :
00 : 07
|
Mulai lepas landas
|
0
|
H0 + 143 s
|
0 : 02
: 23
|
Pelepasan mesin bakar (EAP)
|
69
|
H0 + 191 s
|
0 : 03 : 11
|
Pelepasan penutup satelit
|
107
|
H0 + 541 s
|
0 : 09 : 01
|
Pelepasan mesin utama (EPC)
|
178
|
H0 + 1487 s
|
0 : 24 : 47
|
Mematikan mesin kedua (ESCA)
|
640
|
H0 + 1645 s
|
0 : 27 : 25
|
Pelepasan satelit pertama
|
1036
|
H0 + 1781 s
|
0 : 29 : 41
|
Pelepasan struktur Sylda
|
1456
|
H0 + 2087 s
|
0 : 34 : 47
|
Pelepasan satelit kedua
|
2585
|
H0 + 2976 s
|
0 : 49 : 36
|
Misi selesai
|
6340
|
Untuk proses peluncuran Telkom-2 selengkapnya, silakan buka link ini https://spaceflightnow.com/ariane/v167/status.html
Tempat Peluncuran
Satelit Telkom-2 diluncurkan di Centre Spatial Guyanais
(CGS) dekat Kourou, Guiana Perancis, Amerika Selatan. Beroperasi sejak 1968,
sangat cocok sebagai lokasi peluncuran roket antariksa karena memiliki dua
keuntungan geografis, yaitu:
- Sangat dekat dengan equator.Kondisi ini menguntungkan karena perputaran rotasi bumi dapat menambah kecepatan peluncuran satelit dengan mengarahkan roket ke arah timur.
- Letaknya dekat dengan area tak berpenghuni (laut lepas) di arah timur, sehingga tahapan roket dan puing-puing kegagalan dalam peluncuran roket tidak dapat membahayakan jiwa manusia.
European Space
Agency, badan antariksa Perancis CNES, dan perusahaan Arianespace melakukan
peluncuran dari Kourou. Tempat ini dipilih tahun 1964 untuk menjadi pelabuhan
antariksa Perancis. Ketika European Space Agency (ESA) didirikan tahun 1975,
Perancis menawarkan berbagi Kourou dengan ESA. Peluncuran komersial juga
dilakukan oleh perusahaan non-Eropa. ESA membayar dua per tiga pendapatan
tahunan pelabuhan ini, dan juga mendanai pembaruan yang dilakukan selama
pembangunan peluncur Ariane.
Kourou terletak 500 kilometer (310 mi) di utara
khatulistiwa, di lintang 5°10'. Pada garis ini, rotasi Bumi mencapai kecepatan 460
meter per detik (1,000 mph/1,700 km/h) ketika jalur peluncuran mengarah ke
timur
Analisis Penggantian Lokasi dan Roket Peluncur
Satelit Telkom 2 diluncurkan dengan roket Ariane 5 ECA di Kourou, Guyana Prancis. Apabila kita mengganti lokasi peluncuran roket, maka trajektori roket harus diubah juga. Pengubahan trajektori secara langsung berpengaruh pada sistem kontrol roket. Selain itu, jumlah bahan bakar roket kemungkinan besar akan berubah. Sedangkan, berat roket sangat diperhatikan dalam proses peluncuran, karena sebagian besar muatan roket peluncur adalah bahan bakarnya.
Apabila kita berandai-andai dengan menempatkan lokasi peluncuran di lintang yang lebih tinggi (jauh dari ekuator), misal di Spaceport Plesetsk Cosmodrome Rusia, untuk mencapai ekuator membutuhkan lintasan yang lebih panjang. Sehingga bahan bakar yang dibutuhkan akan bertambah. Roket Ariane 5 ECA akan bertambah muatannya. Sedangkan roket ini dirancang khusus untuk diluncurkan dari Kourou Guyana Prancis. Apabila diluncurkan dari Rusia, maka menurut kami konfigurasi bahan bakar dan penyusunannya di roket harus berbeda.
Karena konfigurasi penyusunan bahan bakar yang berbeda, kami mengusulkan untuk menggunakan roket peluncur lain. Perlu diketahui bahwa roket Ariane 5 ECA ini meluncurkan dua satelit sekaligus, sehingga biaya peluncuran roket lebih murah daripada roket yang meluncurkan hanya satu satelit. Apabila roket peluncur yang kami pilih nantinya hanya meluncurkan satu satelit saja, maka biaya yang dikeluarkan otomatis menjadi lebih tinggi.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar