Kamis, 04 Februari 2016

Satelit Telkom-2 dan Roket Peluncur Ariane 5




Satelit Telkom-2

Satelit Telkom-2 adalah satelit milik Telkom yang sukses diluncurkan ke angkasa untuk menggantikan satelit Palapa B4. Satelit ini dibawa ke angkasa dengan menggunakan roket Ariane 5 dari Kourou di Guyana Perancis pada tanggal 16 November 2005 pukul 06:46 WIB. Beberapa tahapan penting harus dilalui untuk memastikan bahwa satelit Telkom-2 memang layak untuk diterima dan dioperasikan oleh TELKOM. Dimulai dari proses Geosynchronous Transfer Orbit (GTO) yang berlangsung kurang dari 10 hari dimana diantaranya secara parallel juga dilakukan proses In Orbit Testing (IOT) untuk subsystem BUS satelit Telkom-2.

Saat-saat menegangkan seperti Liquid Apogee Engine (LAE) burn, Deploymnet North and South Array, Deployment East dan West Reflector serta Breaking Burn yang mengantarkan satelit Telkom-2 ke orbit 118 bujur timur berhasil dilalui dengan sukses.
Setelah satelit Telkom-2 berada pada orbit normalnya maka proses berikutnya yaitu IOT Payload. Testing yang terdiri dari Antenna Cuts test, Diurnal Antenna Cut Test, Gain Step of LCTWTA test, dan Telemetry akhirnya berhasil dengan hasil sesuai spesifikasi yang kita harapkan dan memastikan bahwa satelit Telkom-2 pasca peluncuran dalam kondisi normal.






Operator

Pada saat ini pengendalian satelit Telkom-2 masih dilakukan oleh Mission Control Center (MCC) milik Orbital di Dulles, Virginia, Amerika Serikat. Adapun monitoring status kesehatan satelit dilaksanakan secara bersama-sama dengan Stasiun Pengendali Utama Satelit di Cibinong.
Telkom-2 memiliki umur operasi selama 15 tahun dan bernilai sekitar 170 juta dolar AS. Sekitar 70 persen kapasitas transponder Telkom-2 akan disewakan kepada pihak luar. Dari 30 persen kapasitas yang akan digunakan sendiri oleh Telkom, satelit buatan Orbital Sciences Corporation ini diharapkan akan mendukung sistem komunikasi transmisi backbone yang meliputi layanan telekomunikasi sambungan langsung jarak jauh (SLJJ), sambungan langsung internasional (SLI), internet, dan jaringan komunikasi untuk kepentingan militer.

Satelit ini akan beredar di orbit 118° BT dengan kapasitas 24 transponder C-band dan berbobot 1.975 kg. Daya jangkaunya mencapai seluruh ASEAN, India dan Guam.



Data mengenai posisi dan kecepatan aktual dapat dilihat di http://www.n2yo.com/?s=28902



Roket Ariane 5 ECA

Data Utama
Ariane 5 ECA
Tinggi
Mencapai 53 meter
Diameter
Mencapai 5.4 meter
Massa lepas landas*
780 Ton
Massa muatan **
10 Ton
*  Dua peluncur (Double Launch)
** Sampai ke orbit transfer geostasioner (GTO)

Peluncuran Satelit Telkom-2 adalah peluncuran ke-24 dari roket Ariane 5 dengan nomer seri  5ECA (V-167)
Roket Ariane 5ECA sukses diluncurkan dari Kourou, Guyana Perancis pada tanggal 16 November 2005 pada pukul 23:46 waktu setempat dengan membawa  satelit Spaceway F2 dan Telkom-2 ke orbit geostasioner.

Ariane 5 adalah sebuah sistem peluncuran sekali pakai (expendable launch system) yang dirancang untuk mengantarkan satelit ke orbit transfer geostationer dan untuk mengirim muatan ke orbit bumi rendah.
Ariane 5 diproduksi di bawah otoritas European Space Agency (ESA) dengan EADS SPACE Transportation sebagai kontraktor utama, memimpin sebuah konsorsium sub-kontraktor. Roket ini dioperasikan dan dipasarkan oleh Arianespace sebagai bagian dari program Ariane. EADS SPACE Transportation membangun roket-roket di Eropa dan Arianespace meluncurkan mereka dari sebuah pelabuhan angkasa di Kourou di Guyana Prancis.
Ariane 5 menggantikan Ariane 4, tetapi bukan merupakan turunannya secara langsung. Pengembangannya menghabiskan waktu 10 tahun dan biaya €7 miliar. ESA awalnya merancang Ariane 5 untuk meluncurkan shuttle mini berawak Hermes. Setelah ESA membatalkan Hermes, roket ini menjadi sebuah peluncur komersial.
Dua satelit dapat dimasukkan dengan menggunakan sebuah Sylda carrier. Tiga satelit utama juga dapat dimuat tergantung ukuran. Dapat membawa hingga delapan muatan sekunder, biasanya paket eksperimen kecil atau mini-satelit, dapat dibawa dengan sebuah platform ASAP (Ariane Structure for Auxiliary Payloads).


 

 Proses Peluncuran Ariane 5-ECA 

Rangkaian Peluncuran
Waktu
Kejadian Peluncuran
Ketinggian (km)
H0
 0  :  00  :  00
Pembakaran 2 mesin (EAP)
0
H0 + 7 s
 0  :  00  :  07
Mulai lepas landas
0
H0 + 143 s
 0  :  02  :  23
Pelepasan mesin bakar (EAP)
69
H0 + 191 s
 0  :  03  :  11
Pelepasan penutup satelit
107
H0 + 541 s
 0  :  09  :  01
Pelepasan mesin utama (EPC)
178
H0 + 1487 s
 0  :  24  :  47
Mematikan mesin kedua (ESCA)
640
H0 + 1645 s
 0  :  27  :  25
Pelepasan satelit pertama
1036
H0 + 1781 s
 0  :  29  :  41
Pelepasan struktur Sylda
1456
H0 + 2087 s
 0  :  34  :  47
Pelepasan satelit kedua
2585
H0 + 2976 s
 0  :  49  :  36
Misi selesai
6340




Untuk proses peluncuran Telkom-2 selengkapnya, silakan buka link ini https://spaceflightnow.com/ariane/v167/status.html


Tempat Peluncuran

Satelit Telkom-2 diluncurkan di Centre Spatial Guyanais (CGS) dekat Kourou, Guiana Perancis, Amerika Selatan. Beroperasi sejak 1968, sangat cocok sebagai lokasi peluncuran roket antariksa karena memiliki dua keuntungan geografis, yaitu:
  • Sangat dekat dengan equator.Kondisi ini menguntungkan karena perputaran rotasi bumi dapat menambah kecepatan peluncuran satelit dengan mengarahkan roket ke arah timur.
  • Letaknya dekat dengan area tak berpenghuni (laut lepas) di arah timur, sehingga tahapan roket dan puing-puing kegagalan dalam peluncuran roket tidak dapat membahayakan jiwa manusia. 
European Space Agency, badan antariksa Perancis CNES, dan perusahaan Arianespace melakukan peluncuran dari Kourou. Tempat ini dipilih tahun 1964 untuk menjadi pelabuhan antariksa Perancis. Ketika European Space Agency (ESA) didirikan tahun 1975, Perancis menawarkan berbagi Kourou dengan ESA. Peluncuran komersial juga dilakukan oleh perusahaan non-Eropa. ESA membayar dua per tiga pendapatan tahunan pelabuhan ini, dan juga mendanai pembaruan yang dilakukan selama pembangunan peluncur Ariane.

Kourou terletak 500 kilometer (310 mi) di utara khatulistiwa, di lintang 5°10'. Pada garis ini, rotasi Bumi mencapai kecepatan 460 meter per detik (1,000 mph/1,700 km/h) ketika jalur peluncuran mengarah ke timur




Analisis Penggantian Lokasi dan Roket Peluncur


Satelit Telkom 2 diluncurkan dengan roket Ariane 5 ECA di Kourou, Guyana Prancis. Apabila kita mengganti lokasi peluncuran roket, maka trajektori roket harus diubah juga. Pengubahan trajektori secara langsung berpengaruh pada sistem kontrol roket. Selain itu, jumlah bahan bakar roket kemungkinan besar akan berubah. Sedangkan, berat roket sangat diperhatikan dalam proses peluncuran, karena sebagian besar muatan roket peluncur adalah bahan bakarnya.

Apabila kita berandai-andai dengan menempatkan lokasi peluncuran di lintang yang lebih tinggi (jauh dari ekuator), misal di Spaceport Plesetsk Cosmodrome Rusia, untuk mencapai ekuator membutuhkan lintasan yang lebih panjang. Sehingga bahan bakar yang dibutuhkan akan bertambah. Roket Ariane 5 ECA akan bertambah muatannya. Sedangkan roket ini dirancang khusus untuk diluncurkan dari Kourou Guyana Prancis. Apabila diluncurkan dari Rusia, maka menurut kami konfigurasi bahan bakar dan penyusunannya di roket harus berbeda.

Karena konfigurasi penyusunan bahan bakar yang berbeda, kami mengusulkan untuk menggunakan roket peluncur lain. Perlu diketahui bahwa roket Ariane 5 ECA ini meluncurkan dua satelit sekaligus, sehingga biaya peluncuran roket lebih murah daripada roket yang meluncurkan hanya satu satelit. Apabila roket peluncur yang kami pilih nantinya hanya meluncurkan satu satelit saja, maka biaya yang dikeluarkan otomatis menjadi lebih tinggi.



Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar